Bomomani, dogiyaipos – Ribuan umat Katolik dari delapan stasi berkumpul di Gereja Santa Maria Menerima Kabar Gembira (SMMKG) Bomomani untuk merayakan HUT ke- 23 paroki (SMMKG), pada minggu 23/05.
Perayaan akbar Hari Ulang Tahun Paroki (SMMKG) dipimpin oleh Pater Ignatius Prasetya H. Wicaksana, Pr, serta didukung oleh para pewarta dari berbagai stasi. Perayaan ini menjadi momentum bagi umat untuk mensyukuri perjalanan iman dan meneguhkan komitmen dalam membangun Gereja yang hidup dan dinamis.
Makna Kebinasaan dan Pertobatan dalam Kehidupan Umat
Dalam homilinya, Pater Ignatius Prasetya H. Wicaksana, Pr, mengajak umat untuk merenungkan makna pertobatan sejati berdasarkan Injil Lukas 13:1-9. Ia menyoroti bagaimana kebinasaan bukanlah hukuman instan dari Tuhan, tetapi konsekuensi dari hati yang menolak bertobat.
“Yesus dalam Injil hari ini menegaskan bahwa kebinasaan bukan karena Allah kejam, tetapi karena manusia yang tidak mau berubah dan menemui kesia-siaan Hidup dalam berbagai aspek. Ketika orang bertanya tentang musibah yang menimpa orang-orang Galilea, Yesus tidak menjawab dengan mencari siapa yang salah, tetapi menegaskan bahwa jika kita tidak bertobat, kita juga akan binasa. Artinya, hidup kita harus berubah, tidak bisa hanya berjalan tanpa arah dalam dosa,” kata Ignatius dalam homilinya
lebih lanjuta Ignatius menjelaskan bahwa kebinasaan yang dimaksud bukan hanya kematian fisik, tetapi juga kehancuran rohani.
“Kita sering berpikir bahwa dosa kecil tidak berbahaya, tetapi jika terus dibiarkan, hati kita menjadi tumpul terhadap kebenaran dan akhirnya menjauh dari Tuhan. Inilah kebinasaan yang sebenarnya, yaitu ketika kita kehilangan rahmat Tuhan bukan karena Dia meninggalkan kita, tetapi karena kita sendiri yang tidak mau kembali kepada-Nya,” tegasnya.
Dalam konteks kehidupan umat Paroki Bomomani, Pater Ignatius mengajak seluruh umat untuk menjadikan perayaan HUT ini sebagai momen refleksi pribadi dan bersama.
“Usia paroki kita sudah 33 tahun. Ini bukan sekadar angka, tetapi cermin kasih dan kesetiaan Allah yang tak bersyarat bagi kita semua. Apakah iman kita sudah berakar kuat? Apakah kita menghasilkan buah kasih bagi sesama?. Jangan sampai kita seperti pohon ara yang dibiarkan tumbuh tetapi tidak berbuah. Tuhan memberi kita waktu, tetapi waktu itu tidak selamanya ada. Kita harus bertobat dan hidup lebih baik sebelum terlambat,” katanya.
Ia juga menekankan bahwa pertobatan bukan hanya sekadar meninggalkan dosa, tetapi juga memperbaharui iman, mentalitas diri, memperkuat komitmen kita untuk mengalami rahasia rencana keselamatan Allah dari komunitas basis Gerejawi dan membangun kehidupan yang lebih baik bagi semua ciptaan.
“Kalau dulu kita malas berdoa, sekarang mari kita rajin datang ke gereja. Kalau dulu kita mudah marah dan menyimpan dendam, sekarang mari kita belajar memaafkan. Kalau dulu kita hanya mementingkan diri sendiri, sekarang mari kita peduli dengan sesama. Jika selama ini tidak berkebun, kita mulai kembali bekerja di kebun. Itulah pertobatan sejati, yaitu perubahan yang nyata dalam hidup kita,” pungkasnya.
Kehadiran Umat dan Para Pewarta
Ketika awak DogiyaiPos mengikuti proses iman ini, Bomomani disinari dengan suasana suka cita, senyuman dan meditatif. Semangat umat dalam perayaan ini terlihat bersemarak dari antusiasme mereka sejak pagi hari. Mereka datang pagi, masuk Gereja dan duduk merenung. Dari delapan stasi yang ada, umat datang dengan membawa hasil bumi, keringat sebagai ungkapan syukur dan mengenakan pakaian adat khas daerah serta mencerminkan harmoni antara iman dan budaya.
Para pewarta dari masing-masing stasi juga hadir, memastikan umat dapat mengikuti perayaan dengan baik dan turut serta dalam berbagai kegiatan yang telah disiapkan. Kehadiran mereka menjadi bukti bahwa pelayanan di paroki ini tidak hanya bertumpu pada para imam, tetapi juga pada seluruh umat yang terlibat aktif dalam kehidupan menggereja.
Mewarisi Iman
Ketua Panitia HUT dan Paskah 2025, Yeremias Tigi, menegaskan pentingnya meneruskan semangat yang telah diwariskan oleh para orang tua dan guru-guru iman sejak awal berdirinya paroki ini.
“Kita tidak akan sampai di titik ini, tanpa perjuangan dan pengorbanan mereka yang telah lebih dulu membangun dasar iman bagi kita. Orang tua dan para guru dahulu bekerja keras, berdoa, dan membimbing umat dalam semangat solidaritas, kebenaran dan persatuan sejati agar Gereja ini bisa tumbuh dan berkembang. Sekarang, tugas kita adalah melanjutkan apa yang mereka mulai,” ujar Yeremias dalam sambutannya.
Ia juga menyoroti peran generasi muda dalam kehidupan menggereja. Menurutnya, generasi saat ini tidak hanya menerima warisan iman, tetapi juga harus menghidupinya dengan tindakan nyata agar bisa menjadi panutan bagi generasi berikutnya.
“Kita adalah Gereja hari ini, tetapi juga jembatan bagi Gereja masa depan. Jika kita ingin melihat paroki ini tetap hidup, berkembang dan berbuah banyak, maka kita semua, terutama generasi muda, harus aktif dalam pelayanan, bertanggung jawab dalam iman, dan menjadi orang yang bisa diteladani oleh anak-anak kita kelak,” tambahnya.
Dengan semangat kebersamaan yang telah terbangun selama 33 tahun ini, Yeremias berharap seluruh umat terus menjaga persaudaraan dan semangat pelayanan. Perayaan ini bukan hanya sebuah peringatan, tetapi juga sebuah panggilan Allah untuk terus bertumbuh, baik dalam iman maupun dalam peran sosial sebagai komunitas Katolik yang solid dan inklusif.
Pengumuman Pembagian Hadiah Lomba
Tim Panitia HUT ke-33 Paroki SMMKG Bomomani dan Panitia Paskah 2025 telah mengumumkan hasil perlombaan kepada umat. Hadiah diberikan di dalam Gereja pada Minggu, 23 Maret, sebelum perayaan ditutup dengan berkat dari Imam.
Perlombaan yang telah berlangsung meriah dalam rangka memaknai HUT ke 33 selama 2 Minggu sebelumnya meliputi cerdas cermat Alkitab, Baca Kitab Suci, paduan suara antarstasi, tarian liturgis, serta kompetisi olahraga dan permainan tradisional. Para pemenang menerima hadiah berupa perlengkapan ibadah, Tunai, bahan pangan, serta penghargaan khusus untuk kategori terbaik di setiap lomba.
Panitia mengucapkan terima kasih kepada semua peserta dan pihak yang telah mendukung jalannya perlombaan. Sejumlah kegiatan itu nampaknya terus menambah semangat kebersamaan dan sukacita semua umat dalam perayaan ini dan untuk akan memicu kreativitas anak-anak muda dalam melaksanakan sejumlah kegiatan paskah selama seminggu ke depan.
Panitia berharap perlombaan ini semakin memotivasi umat untuk berpartisipasi aktif dalam kehidupan menggereja dan memperkuat persaudaraan dalam iman.
“Dengan homili yang menginspirasi, kehadiran umat yang luar biasa, serta berbagai kegiatan yang mempererat kebersamaan, perayaan HUT ke-33 Paroki SMMKG Bomomani bukan hanya menjadi perayaan sejarah, tetapi juga panggilan iman bagi setiap umat untuk terus bertumbuh dalam pertobatan dan menghasilkan buah kebaikan bagi sesama,” harap panitia bersama para tokoh iman dari Mapia.