Bomomani, DogiyaiPos — Suasana pagi di SMA Negeri 1 Dogiyai di Bomomani, Mapia, pada pekan kedua April 2025 tampak berbeda. Ketegangan bercampur semangat terlihat dari wajah para siswa kelas XII yang tengah menempuh Ujian Sekolah. Bagi mereka, ini bukan sekadar ujian akhir, tapi juga langkah awal menuju dunia yang lebih luas.
Pelaksanaan ujian sekolah yang berlangsung dari tanggal 7 hingga 12 April 2025 tersebut dipantau langsung oleh tim dari Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Dogiyai. Salah satu yang ikut terjun langsung ke lapangan adalah Philip Magai, Kepala Sub Bagian PTK di dinas terkait.
“Saya ditugaskan oleh Ketua Panitia Dinas untuk memantau Ujian Sekolah di SMA Negeri 1 Dogiyai Mapiha. Dalam pemantauan kami, ujian diikuti oleh 23 orang peserta didik yang dibagi dalam dua ruang ujian, yaitu Ruang I Jurusan IPA dengan jumlah peserta 12 orang dan Ruang II Jurusan IPS dengan 11 orang,” jelas Philip saat ditemui pada Sabtu, 12 April 2025.
Ia menyebutkan bahwa secara umum pelaksanaan ujian berjalan baik dan lancar. Tidak ada kendala berarti yang menghambat jalannya proses ujian, termasuk dalam hal administrasi data peserta. Namun, ia juga menyampaikan harapan agar jumlah peserta didik bisa terus meningkat, agar rombongan belajar di masa depan bertambah.
“Kami berharap peserta didik dapat bertambah di tahun-tahun mendatang, sehingga ujian sekolah ke depan bisa diikuti lebih banyak peserta,” ucapnya. Ia juga menyoroti masalah krusial lain yang terus menjadi perhatian.
“Kami di Kabupaten Dogiyai masih kekurangan guru, fasilitas, sarana-prasarana, bahan bacaan, terutama di daerah seperti Distrik Sukikai Selatan dan Piyaiye yang jalan daratnya saja belum masuk,” tambahnya.
Di sisi lain, keberhasilan pelaksanaan ujian tak lepas dari kerja sama semua pihak. Kepala SMA Negeri 1 Dogiyai yang berlokasi di Bomomani, Ibu Ariet Kegiye, menyampaikan rasa syukur dan apresiasinya.
“Saya selaku Kepala SMAN 1 Dogiyai mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak terkait penyelenggaraan ujian sekolah, seperti pengawas dari Dinas Pendidikan Dogiyai, panitia ujian di sekolah ini, serta Bapak dan Ibu guru yang mengambil bagian jadi pengawas ruang, piket, dan semua yang telah bekerja sama selama satu minggu ini. Karena kerja sama yang baik dari semua, kami dapat melaksanakannya dengan lancar,” ungkapnya.
“Terima kasih kepada pelaksana ujian yang telah bekerja dengan keras sehingga terlaksananya tenang, aman, dan lancar. Itu semua terjadi karena atas campur tangan dan pengertian oleh Allah,” tambahnya dengan nada syukur.
Hal yang sama juga disampaikan oleh Ibu Albertina Iyai, selaku Ketua Panitia Ujian di SMAN 1 Dogiyai. Di tengah kesibukan menyusun dan mengawal teknis pelaksanaan ujian, ia tetap menyempatkan diri menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak.
“Saya menyampaikan terima kasih atas perhatian dari Dinas Pendidikan Dogiyai, Ibu Kepala SMAN 1 Dogiyai, juga untuk kerja sama dari seluruh rekan guru di sekolah ini. Kegiatan telah berlangsung lancar, puji Tuhan,” kata Ibu Iyai singkat namun penuh makna.
Namun, di balik keberhasilan penyelenggaraan ujian ini, tantangan besar masih membayangi dunia pendidikan di Kabupaten Dogiyai. Fasilitas dan sarana prasarana pendidikan masih harus ditingkatkan, terutama untuk menunjang proses belajar mengajar yang lebih baik. Sekolah-sekolah di distrik-distrik terjauh dan terpencil seperti Piyaiye, Sukikai Selatan, dan Mapia Barat, membutuhkan perhatian serius agar tidak tertinggal dari segi infrastruktur maupun kualitas pengajaran.
Selain itu, gerakan literasi di tingkat sekolah—mulai dari TK/PAUD hingga SMA/SMK—perlu terus digalakkan. Membangun budaya baca dan menulis di kalangan peserta didik adalah fondasi penting untuk menciptakan generasi yang tidak hanya cerdas, tetapi juga kritis dan mandiri dalam berpikir.
Kembali ke penyelenggaran ujian. Berkaca dari pernyataan tiga pihak penting dalam penyelenggaraan ujian di atas ini menunjukkan satu hal: pendidikan di Dogiyai dibangun bukan hanya oleh sistem, tapi oleh kerja sama, ketulusan, dan harapan yang terus menyala. Namun kerja belum selesai. Jalan menuju pendidikan yang adil dan bermutu bagi seluruh anak Dogiyai dari Ugapuga di Kamu Timur hingga Unito di Sukikai Selatan masih panjang. Butuh keterlibatan semua pihak untuk menjalaninya bersama. (BT/Admin)